Tanda Hubung Dan Tanda Pisah: Penggunaan Yang Benar dalam Penulisan Sesuai EYD V

 Pendahuluan

mengutip Abdul Chaer dalam buku Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Tanda baca adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua, dan sebagainya). Tanda baca dapat membantu pembaca untuk memahami makna tulisan dengan tepat. Bayangkan jika penulisan tanpa tanda baca, Pasti tulisan tersebut mem-bingunkan pembaca. Tanda baca sangat penting dalam penulisan. Tidak seperti ketika berbicara, lawan bicara dapat memahami maksud pembicara karena pem-bicara dapat menggunakan intonasi, gerak tubuh, atau unsur-unsur nonbahasa lainnya (fatia sundari,2020).
Dikutip dari ejaan.kemdikbud.go.id Sesuai dengan ejaan bahasa indoensia yang telah di sempurnakan (EYD), ada lima belas tanda baca yang lazim di gunakan dalam penulisan, antara lain tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanfa kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring, dan tanda penyingkat atau apostrof.
Pembahasan
Dalam artikel kali ini kita hanya akan membahas Penggunaan Tanda Hubung Dan Tanda Pisah berdasarkan ejaan bahasa indonesia yang telah di sempurnakan (EYD) edisi V Yang Benar Dalam Penulisan.


TANDA HUBUNG

Dilansir dari ejaan.kemdikbud.go.id beberapa kaidah yang berkaitan dengan pengunaan tanda hubung (-) dalam penulisan dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.

Misalnya:
• Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru ....
• Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-
taruh laut.
• Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
• Parut jenis ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.

2. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur bentuk ulang.

Misalnya:
• anai-anai
• anak-anak
• berulang-ulang
• Kemerah-merahan
• Mengorek-Ngorek

3. Tanda hubung digunakan untuk (a) menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka, (b) menyambung huruf dalam kata yang dieja satu demi satu, dan (c) menyatakan skor pertandingan.

Misalnya:
• 11-11-2022
• P-A-N-I-T-I-A
• 2-1

4. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.

Misalnya:
• ber-evolusi
• Meng-urus (merawat; memelihara; mengatur)
• Dua-puluh-Lima Ribuan (25 x 1.000)
• ²³∕₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
• mesin hitung-tangan (mesin untuk menghitung tangan)
Bandingkan dengan contoh di bawah ini!
• be-revolusi
• me-ngurus (menjadi kurus)
• Dua-puluh Lima-Ribuan (20 x 5.000)
• 20 ³∕₂₅ (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
• mesin-hitung tangan (mesin hitung manual yang dioperasikan dengan tangan)

5. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur yang berbeda, yaitu di antara huruf kapital dan nonkapital serta di antara huruf dan angka.

Misalnya:
• Indonesia Tenggara
• peringkat ke-2
• tahun 2000-an
• hari-H
• ber-KTP
• di-SK-kan
• ciptaan-Nya
• D-3
• S-1
• KTP-mu

6. Tanda hubung tidak digunakan di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.

Misalnya:
• BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia)
• P4TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
• P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

7. Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah, bahasa asing, atau slang.

Misalnya:
• di-slepet 'dijepret' (bahasa Betawi)
• ber-pariban 'bersaudara sepupu' (bahasa Batak)
• mem-back up 'menyokong; membantu' (bahasa Inggris)
• di-tafṣīl 'dijelaskan' (bahasa Arab)
• di-bokisin 'dibohongi' (bahasa gaul)

8. Tanda hubung digunakan untuk menandai imbuhan atau bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.

Misalnya:
• Imbuhan pe- pada pekerja bermakna 'orang yang' atau 'pelaku'.
• Bentuk terikat pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
• Bentuk terikat -anda (-nda atau -da) terdapat pada kata seperti ayahanda, ibunda, pamanda.

9. Tanda hubung digunakan untuk menandai dua unsur yang merupakan satu kesatuan.

Misalnya:
• suami-istri
• Soekarno-Hatta
• Konferensi Asia-Afrika

TANDA PISAH

Dilansir dari ejaan.kemdikbud.go.id beberapa kaidah yang berkaitan dengan pengunaan tanda pisah (—) dalam penulisan dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.

Misalnya:
• Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
• Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.

2. Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang merupakan bagian utama kalimat dan dapat saling menggantikan dengan bagian yang dijelaskan.

Misalnya:
• Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota di Indonesia.
• Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
• Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.

3. Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal (hari, bulan, tahun), atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.

Misalnya:
• Tahun 2019—2022
• Tanggal 5—10 April 2022
• Senin—Jumat
• Jakarta—Bandung
Kesimpulan
Untuk menetukan penggunaan tanda hubung dan tanda pisah kebanyak orang sering mengalami kesulitan. Oleh karena itu mempelajari tata cara penulisan tanda baca yang benar sangat penting. agar kalimat dalam suatu paragraf mudah di pahami sehingga tidak terjadi kesalahan makna(Ilham Sahdi Lubis dkk, 2022) dan Semoga setelah membaca artikel ini kita semua bisa menggunakan tanda hubung dan tanda pisah sesuai dengan kaidah ketentuan penulisan yang benar yaitu Sesuai dengan ejaan bahasa indoensia yang telah di sempurnakan (EYD) edisi V.

Comments

Popular posts from this blog

Ciri da Fungsi : Ragam Bahasa Iklan